Sejak 5 tahun yang lalu pulang ke Bandung dari merantau di negeri orang, bisa saya rasakan perubahan pada jalur saya pulang pergi beraktivitas tiap hari yaitu dago-pasteur-tol pasteur-padalarang, perubahan tersebut sangat hebat, jumlah kendaraan yang melalui ruas jalan ini berlipat kali, dan ruas ruas kemacetan bertambah serta waktu yang diperlukan untuk pulang dan pergi bertambah 1 jam lebih lama daripada pada tahun 2007. Kondisi tersebut makin parah kalau hujan turun, dan genangan air muncul disana sini, kemacetan bertambah panjang, stress dan lelah bertambah dan kualitas hidup kita semakin tidak nyaman.
Macettttttt, adalah satu kata yang paling sering kita dengar akhir akhir ini di jaringan sosial media facebook dan twitter. kondisi jalanan yang kacau balau, sarat dengan setumpuk permasalahan pelik, budaya korup pejabat publik dan penegak hukum, makin memperumit masalah yang sudah ada. masyarakat umum yang pada akhirnya menjadi korban ketidak becusan pemerintah mengatur infrastruktur roda kehidupan yang bernama jalan raya.
Bandung, di bawah pimpinan walikota Dada Rosada makin lama makin tidak karuan manajemen pengaturan jalan rayanya, selain itu diperparah dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor. Kalo saya bandingkan dengan kota kota di jawa tengah (Solo, Jogja) atau jawa timur (Surabaya, Malang), Bandung kalah jauh. Saya hanya bisa berbicara atas jalur jalan pasteur, saya dengar daerah Bandung lainnya beberapa jauh lebih parah dari jalan pasteur. di pasteur putaran mobil di depan BTC sebagai sumber kemacetan, tidak pernah diselesaikan dengan solusi nyata, demikian juga perempatan pasteur dan suryasumantri dimana lampu merah disitu menghambat volume kendaraan yang akan keluar/masuk jalan tol, dan kemacetan memanjang sepanjang jalan pasteur. bahkan beberapa km di dalam tol, kedua simpul kemacetan itu sebenarnya bisa kita bereskan dengan membuat underpass.
Dengan mengandalkan daya tarik turisme, dan jumlah turis lokal dan mancanegara yang terus meningkat, tentunya pendapatan daerah juga meningkat sehingga tidak ada alasan bagi pemkot Bandung untuk tidak memperbaiki infrastruktur jalan yang ada. Tinggal bagaimana kemampuan bapak walikota untuk mengatur dan membuat Bandung menjadi kota yang nyaman bagi warganya, dan kalaupun tidak mampu, sebaiknya dengan arif mempercayakan ke yang lebih mampu .. semoga Bandung menjadi lebih baik. aminnnn