Topik Token Economy and Decentralized World di SCBTII 2022

SCBTII atau Sustainable Collaboration in Business Technology Information and Innovation adalah merupakan konferensi yang diadakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom bekerja sama dengan beberapa universitas partner lainnya. Setelah tahun lalu di SCBTII 2021 saya berperan menjadi moderator, maka di SCBTII 2022 ini saya menjadi salah satu invited speaker.

Topik yang saya bawakan adalah topik yang sedang senang saya geluti yaitu “Token Economy and Decentralized World”. Topik ini saya rasa cocok dengan tema SCBTII tahun ini yaitu “Recover Together, Recover Stronger : Opportunities and Challenge Toward Sustainable Digital Economy”.

Ada 4 invited speaker lainnya dari beberapa negara seperti Australia, Malaysia, Uni Emirate Arab, dan Jepang

Blockchain Industry Policy Brief Grant Accepted

Suatu saat saya diinfokan bahwa salah satu pelaku industri kripto besar di Indonesia, Tokocrypto memberikan grant untuk riset tentang industri kripto di Indonesia. Ini bahasan sangat menarik dan kesempatan bagus. Akhirnya saya ajak dua rekan dosen FEB untuk membuat proposal.

Mas Sunu dan Bu Helni saya ajak di tim ini. Mas Sunu team leader, Bu Helni berkontribusi dengan keahlian beliau bidang regulasi teknologi, dan saya di pengetahuan bisnis kripto. Akhirnya jadilah proposal tim kita berjudul “Policy Brief to Blockchain Based Industry in Indonesia”. Rencananya output riset ini akan kami publikasikan ke jurnal Internet Policy.

Dan proposal riset kita diterima untuk didanai

congrats team

Pengalaman Ajaib dengan Bank BNI Berulang

Di awal tahun ini saya pernah posting blog tentang tertipu scammer BNI . Nah kali ini pengalaman ajaib dengan BNI berulang kembali. Ceritanya sehabis tertipu waktu itu, saya ga mau punya kartu ATM BNI lagi, selain merasa tidak memerlukan, juga untuk mengurangi resiko tidak praktis lainnya seperti: secara berkala harus ganti pin, keamanan kartu ATM kalau hilang, dan beberapa kerepotan lainnya. Saya merasa cukup menggunakan mobile apps untuk transfer transfer dan bayar tagihan. Sampai suatu hari muncul masalah baru, ketika hendak melakukan transaksi transfer antar bank melalui mobile apps BNI, tiba tiba muncul pesan berikut.

240861971 10159235086920202 6765058541731270515 n

Pesan bahwa saya tidak bisa melakukan transfer karena saya tidak mengaktifkan kartu ATM BNI. Suatu pesan yang aneh, justru karena ga punya kartu ATM, maka saya melakukan transaksi transfer antar bank pake mobile apps. 

Kemudian saya cari website BNI untuk menghubungi CS. Tertulis bahwa kontak resmi medsos di Twitter adalah @BNI dan @BNICustomerCare. Saya ga pilih BNI Call Center 1500 046, karena emang saya ga mau nelpon. Maunya komplain dalam bentuk tulisan dan attachment aja di medsos (dalam hal ini Twitter)

Screen Shot 2021 08 31 at 12 41 34

 

Beberapa detik setelah komplainan dipost, kejadian lalu berulang kembali, akun akun scammers langsung nyamber postingan saya tersebut, dalam kurun waktu kurang dari 1 menit, sudah ada 6 akun scammer dengan kontak WA berbeda beda berebut untuk minta saya kontak WA mereka. 

240712941 10159235086965202 181447364909739060 n

kesen karena banyak scammer di Twitter, lalu saya beralih ke IG. Melalui story yang mention akunIG BNI @BNI46 barulah dari DM saya dapat penjelasan, bahwa semua transaksi antar bank lewat mobile apps harus punya kartu ATM.

Screen Shot 2021 08 31 at 13 04 07

Dari penjelasan diatas, sepertinya hal ini merupakan peraturan perbankan umum. Saya merasa ada yang aneh dengan aturan ini, ga paham alasannya. ATM atau mobile apps khan hanya media transaksi, kalo kita pake salah satu saja toh sudah cukup, gak perlu harus punya dua duanya. Lagian menambah biaya administrasi.

Akhirnya karena tabungan BNI saya ga bisa untuk transfer antar bank, dan tidak mudah ditarik uangnya, maka sepertinya tabungan ini hanya akan digunakan untuk bayar tagihan tagihan saja. Saya ngerasa rugi punya rekening di BNI, tapi yang pasti BNI akan lebih rugi lagi, karena banyak nasabah yang “terpaksa” nyimpen di BNI tapi ga pernah menggunakan BNI sebagai layanan yang nyaman dan bersahabat. 

Demikian ngomel siang siang, makasih sudah membaca. 😀 

Hecitc di Akhir Tahun

Menjelang akhir tahun kesibukan luar biasa menimpa saya, tapi bisa dibilang alhamdulilah masih dikasih kesibukan luar biasa ya. Beberapa riset dan project punya deadline di bulan desember 2020 ini, mungkin totalnya ada 10 parallel project/riset. Cukup wajar, mengingat tutup tahun anggaran semuanya ada di bulan desember. Jadi mohon maaf tidak bisa sering update blog seperti yang saya harapkan. Beberapa cerita penting yang rencananya saya tulis pun masih manteng di local draft :p .. okay semoga nanti ada waktu luang untuk menuliskannya sesudah badai deadline berlalu

tetap sehat semuanya ya..

7a0791d7fd1b468aa33ec9ea01d34eca

HAKI Pertama

Intellectual Property atau dikenal dalam bahasa indonesia “Hak Atas Kekayaan Intelektual” adalah suatu hak yang muncul dari hasil olah pikir yang menghasilkan produk atau proses yang bermanfaat untuk umat manusia. Biasa para peneliti, inovator, dan orang orang di bidang R&D dari suatu organisasi yang mengajukan HAKI ke suatu badan di negara tersebut. Pengakuan HAKI sangat penting, jika nanti timbul suatu perselisihan atau klaim akibat dari nilai ekonomis yang dihasilkan dari produk yang di HAKI kan.

Dosen atau peneliti seperti saya seharusnya bisa membuat banyak HAKI atas hasil penelitan / penemuan yang dihasilkannya. Sayangnya selama ini saya tidak terlalu memahami HAKI dan aturannya, akibatnya setelah hampir 10 tahun ngedosen, saya belum pernah mengajukan HAKI. Padahal salah satu poin performansi dosen itu adalah menghasilkan HAKI.

Untungnya saya mendapatkan hibah dari RISTEKDIKTI selama 2 tahun (2019-2020), dimana salah satu luaran yang harus dihasilkan dari hibah tersebut adalah HAKI. Dengan dibantu oleh Klinik HAKI kampus Telkom University, akhirnya brojol juga HAKI saya pertama atas produk “Personality Measurement Platform”, yaitu suatu platform yang mendeteksi kepribadian manusia berdasarkan teks hasil postingan di media sosial. Teks tersebut harus berbahasa Indonesia. Platform ini mampu mendeteksi bahasa informal (slank dan gaul) dan kemudian memetakan ke kualitas karakter orang yang posting teks tersebut.

Oh ya hibah riset yang menghasilkan HAKI ini berjudul “Model Ontologi Pemetaan Kepribadian Manusia dari Jejak Digital Teks Bahasa Indonesia”

 

Screen Shot 2020 07 20 at 14 16 36

Rekomendasi Buku Blockchain : Blockchain Revolution

Akhir akhir ini saya rajin membaca, berdiskusi, meneliti keilmuan terkait Blockchain bersama beberapa rekan peneliti dalam satu tim diskusi riset Blockchain. Hal ini berkaitan dengan program RC DBE yang akan mengadakan sertifikasi dan pelatihan Blockchain Technology Consultant. Blockchain adalah keilmuan yang sangat luas, melewati batas disiplin keilmuan tradisional. Beberapa domain berkaitan dengan bisnis, pemerintahan, IoT (smart city), kemasyarakatan, lingkungan, dan lain lain, tercakup dalam bidang yang dapat mengalami disrupsi / revolusi dengan adanya teknologi ini.

Banyak buku dan course yang menawarkan pengetahuan tentang Blockchain, namun satu buku yang menurut saya sangat bagus, sebagai pengetahuan awal tentang bagaimana implementasi dan use case dari teknologi Blockchain, bagaimana teknologi ini bisa membawa perubahan fundamental dan revolusioner terhadap sistem otoritas pusat yang ada di dunia saat ini. Sebelum masuk ke pengetahuan teknis implementasi dan pengembangan teknologi Blockchain, sebaiknya buku ini dibaca dulu Bukunya adalah Blockchain Revolution : How The Technology Behind Bitcoin is Changing Money, Business, and The World. Saya rekomendasikan Buku karya duo ayah anak Don dan Alex Tapscott Ini.

81EmFfHo9CL

Kekerenan buku ini bisa dilihat pada daftar isi berikut :

PART I: Say You Want a Revolution

CHAPTER 1: The Trust Protocol
In Search of the Trust Protocol
How This Worldwide Ledger Works
A Rational Exuberance for the Blockchain
Achieving Trust in the Digital Age
Return of the Internet
Your Personal Avatar and the Black Box of Identity
A Plan for Prosperity
Promise and Peril of the New Platform

CHAPTER 2: Bootstrapping the Future: Seven Design Principles of the Blockchain Economy
The Seven Design Principles
1. Networked Integrity
2. Distributed Power
3. Value as Incentive
4. Security
5. Privacy
6. Rights Preserved
7. Inclusion
Designing the Future

PART II: Transformations

CHAPTER 3: Reinventing Financial Services
A New Look for the World’s Second-Oldest Profession
The Golden Eight: How the Financial Services Sector Will Change
From Stock Exchanges to Block Exchanges
Dr. Faust’s Blockchain Bargain
The Bank App: Who Will Win in Retail Banking
Google Translate for Business: New Frameworks for Accounting and Corporate Governance
Reputation: You Are Your Credit Score
The Blockchain IPO
The Market for Prediction Markets
Road Map for the Golden Eight

CHAPTER 4: Re-architecting the Firm: The Core and the Edges
Building ConsenSys
Changing the Boundaries of the Firm
Determining Corporate Boundaries

CHAPTER 5: New Business Models: Making It Rain on the Blockchain
bAirbnb Versus Airbnb
Global Computing: The Rise of Distributed Applications
The DApp Kings: Distributed Business Entities
Autonomous Agents
Distributed Autonomous Enterprises
The Big Seven: Open Networked Enterprise Business Models
Hacking Your Future: Business Model Innovation

CHAPTER 6: The Ledger of Things: Animating the Physical World
Power to the People
The Evolution of Computing: From Mainframes to Smart Pills
The Internet of Things Needs a Ledger of Things
The Twelve Disruptions: Animating Things
The Economic Payoff
The Future: From Uber to SUber
Hacking Your Future for a World of Smart Things

CHAPTER 7: Solving the Prosperity Paradox: Economic Inclusion and Entrepreneurship
A Pig Is Not a Piggy Bank
The New Prosperity Paradox
Road Map to Prosperity
Remittances: The Story of Analie Domingo
Blockchain Humanitarian Aid
Safe as Houses? The Road to Asset Ownership
Implementation Challenges and Leadership Opportunities

CHAPTER 8: Rebuilding Government and Democracy
Something Is Rotten in the State
High-Performance Government Services and Operations
Empowering People to Serve Selves and Others
The Second Era of Democracy
Blockchain Voting
Alternative Models of Politics and Justice
Engaging Citizens to Solve Big Problems
Wielding Tools of Twenty-first-Century Democracy

CHAPTER 9: Freeing Culture on the Blockchain: Music to Our Ears
Fair Trade Music: From Streaming Music to Metering Rights
Artlery for Art Lovers: Connecting Artists and Patrons
Privacy, Free Speech, and Free Press on the Blockchain
Getting the Word Out: The Critical Role of Education
Culture on the Blockchain and You

PART III: Promise and Peril

CHAPTER 10: Overcoming Showstoppers: Ten Implementation Challenges
1. The Technology Is Not Ready for Prime Time
2. The Energy Consumed Is Unsustainable
3. Governments Will Stifle or Twist It
4. Powerful Incumbents of the Old Paradigm Will Usurp It
5. The Incentives Are Inadequate for Distributed Mass Collaboration
6. The Blockchain Is a Job Killer
7. Governing the Protocols Is Like Herding Cats
8. Distributed Autonomous Agents Will Form Skynet
9. Big Brother Is (Still) Watching You
10. Criminals Will Use It
Reasons Blockchain Will Fail or Implementation Challenges?

CHAPTER 11: Leadership for the Next Era
Who Will Lead a Revolution?
The Blockchain Ecosystem: You Can’t Tell the Players Without a Roster
A Cautionary Tale of Blockchain Regulation
The Senator Who Would Change the World
Central Banks in a Decentralized Economy
Regulation Versus Governance
A New Framework for Blockchain Governance
A New Agenda for the Next Digital Age
The Trust Protocol and You

2019 Indonesian Actuarial Conference

Seiring dengan perkembangan implementasi Data Science dalam berbagai bidang industri, maka banyak industri dan profesi yang berpacu untuk memperkaya kemampuan sumber daya manusianya akan kemampuan atas keilmuan ini, salah satunya di industri asuransi ada persatuan profesi Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI).  Setelah tahun lalu mengundang saya sebagai narasumber di acara PAI Regional Seminar dan awal tahun 2019 ini di workshop Claim Data Behavior Analysis , kali ini mereka kembali mengundang saya sebagai narasumber dalam acara 2019 3rd Indonesian Actuarial Conference, pada tanggal 18 Oktober 2019. Dalam kesempatan ini saya membawakan topik yang berbeda dari sebelumnya yang lebih banyak bicara teknis, kali ini materi saya lebih bersifat global yaitu tema “Business, Technology, and Market Changes in Industry 4.0”.

Seperti yang saya tulis di post sebelumnya, Aktuaris adalah profesi yang unik, mereka adalah orang orang yang mempunyai kemampuan matematis, terutama simulasi dan permodelan resiko yang sangat kuat. Tentu saja jika dihadapkan dengan pekerjaan yang membutuhkan kemampuan analitik yang kuat, seperti Data Scientist, maka tidak akan menjadi masalah besar bagi mereka. Sayangnya, banyak aktuaris yang belum terbiasa / belum paham dengan data analytics, machine learningm bahkan konsep artificial intelligence. Karena saya membawakan materi yang bersifat global, saya lebih banyak memberikan gambaran umum / vision, dan future impact untuk industri asuransi secara umum. Oh ya tidak lupa dalam acara ini saya bertemu dengan rekan rekan alumni MA tentunya.

72899499 10157368493640202 8330319920789192704 o74356886 10157368493700202 2431510909026304000 o75231763 10157368494115202 3114329770431610880 o73524615 10157368493575202 4486420715964203008 o74595538 10157368493910202 8256100132840275968 o

73013117 10157368493820202 7775946982698254336 o

Pelaksaan dan Testimoni Sertifikasi Internasional Big Data Analyst

Pada saat entry blog ini ditulis, program Sertifikasi Big Data Analyst sudah berjalan sebanyak 4 batch. Sebelumnya, saya pernah menuliskan entry blog mengenai peluncuran program sertifikasi tersebut disini , sekaligus pelaksanaan batch 1 pada tanggal 15 Juni 2019. Program ini akan berlangsung tiap bulan. Beberapa peserta sertifikasi berasal dari akademisi, industri, dan pemerintahan sudah banyak yang menjadi alumni dari program sertifikasi ini. Tercatat dari akademisi adalah dosen dan mahasiswa dari ITB, UGM, Unpad, Unair, dan TelU sendiri. Dari industri atau bisnis tercatat dari Telkom, Telkomsel, BNI, Bank Mandiri, INKA, Indonesia Power, Kalla Group, dan lain lain  Sedangkan dari pemerintahan tercatat dari Kemenkeu, Kemenperin, dan BPPT.

Berikut foto foto dari tiap batch dan testimoni dapat dilihat dibawah ini:

Batch 2

69466594 10157215482625202 2710598090078814208 n69445601 10157215482535202 6173340890371719168 n68891814 10157215482805202 1561411643651391488 n69002006 10157215482420202 5234280899947790336 n69252036 10157215482460202 3910887122545934336 n

Batch 3

70437113 10157268711345202 3414205477960024064 n70244067 10157268711435202 7022539745372667904 n

Batch 4

71790100 10157344959355202 4502942218201333760 n

Testimoni peserta sampai Batch 2

70091189 10157250079970202 915671982236762112 n70841106 10157250080100202 2959649422369095680 n

Sertifikasi Internasional Big Data Analyst (Launching + Batch 1)

Setelah merintis lebih kurang setahun akhirnya saya dan tim Research Center Digital Business Ecosystem (RC DBE) berhasil menyelenggarakan Sertifikasi Internasional Big Data Analyst bekerja sama dengan TUV Rheinland. Proses paling lama pembentukan program ini adalah membuat materi yang memenuhi standard internasional mengenai keilmuan Big data Analyst. Output dari sertifikasi personal ini adalah individu yang mempunyai kemampuan untuk melakukan proses predictive analytics, membuat model predictive berdasarkan data terstruktur dan tidak terstruktur, mempunyai pemahaman dan mampu melakukan proses machine learning, kemampuan melakukan text analytics, analisa jejaring sosial, framework komputasi big data, computational modelling, serta artificial neural network dan deep learning.

Tanpa diduga respon pasar sangat bagus. Batch 1 dilaksanakan tanggal 15-19 Juli langsung fully booked, demikian juga untuk batch 2 yang akan dilaksanakan nanti bulan agustus, jadi pendaftar saat ini hanya bisa mendapatkan tempat di batch 3 dan seterusnya.

Launching acara sertifikasi ini dilakukan pada tanggal 15 Juli pagi, dihadiri rektor Universitas Telkom dan Direktur dari TUV Rheindland Indonesia. Berikut ini adalah foto fotonya

66635283 10157117950460202 1548982467858268160 o66980030 10157117950505202 7201925355207131136 o67163142 10157117950580202 2825727561781215232 o

Rangkaian acara sertifikasi berlangsung selama 4 hari (26 jam) penyampaian teori dan praktek mulai dari materi introduction, statistik, data mining, machine learning, SNA, text analytics, computation model, deep learning, dan big data computation. Berikut ini adalah suasana kelas pelatihan sertifikasi.

66687830 10157117950715202 5393105672407613440 oWhatsApp Image 2019 07 19 at 10 12 13 PMWhatsApp Image 2019 07 19 at 10 12 14 PM

Pada hari ke 5 dilaksanakan ujian sertifikasi secara online. Berikut ini suasana ujian dan wrap up perpisahan diakhir acara disertai foto bersama

WhatsApp Image 2019 07 19 at 10 15 57 PMWhatsApp Image 2019 07 19 at 10 15 57 PM 1WhatsApp Image 2019 07 19 at 10 15 57 PM 2

Tertulis di kaos peserta, “Big Data is not about Data” . Sampai jumpa di batch 2.

beberapa testimoni peserta

WhatsApp Image 2019 07 19 at 10 19 22 PMWhatsApp Image 2019 07 19 at 10 19 23 PMWhatsApp Image 2019 07 19 at 10 19 25 PMWhatsApp Image 2019 07 19 at 10 19 25 PM 1WhatsApp Image 2019 07 19 at 10 19 26 PMWhatsApp Image 2019 07 19 at 10 19 26 PM 1WhatsApp Image 2019 07 19 at 10 19 27 PM

 

 

 

 

 

 

 

 

Workshop Data Engineering untuk Auditor Kementrian Keuangan

Departemen Keuangan akhir akhir ini meningkatkan fokus dalam membekali sumber daya manusianya dengan pengetahuan mengenai Data Science. Beberapa pekerjaan harian dari kemenkeu seperti Auditor pajak bekerja dengan data dengan skala besar dan struktur data yang kompleks. Auditor dari berbagai inspektorat jendral dalam lingkungan kemenkeu, sering mengalami kesulitan dalam ekstrasi informasi dari data untuk mendukung pekerjaan mereka, dikarenakan belum mempunyai bekal pengetahuan yang cukup untuk melakukan proses analitik.  Saya dan tim RC DBE diminta untuk memberikan workshop yang terdiri dari 3 rangkaian kegiatan, yaitu data engineering (persiapan dan transformasi data), machine learning berbasis data terstruktur, dan capstone project.  Workshop ini diadakan dalam waktu 5 hari (22-26 April 2019). Dalam capstone project, para peserta diminta menyelesaikan masalah keseharian mereka menggunakan data yang ada dan berdasarkan storytelling yang sesuai dengan permintaan kemenkeu. Berikut ini adalah foto foto kegiatan tersebut

 

58917015 10156908069325202 8568533805051150336 o

58461017 10156908069370202 1867644237785333760 o58543927 10156908069630202 2895275533413646336 o58719879 10156908069805202 5674843153224433664 o58380912 10156908069740202 8737763969009188864 o