Bandos Kembali Tampil

Setelah hiatus hampir satu tahun lebih, Bandos (Band Dosen) FEB akhirnya tampil kembali. Kali ini di acara malam apresiasi rektor Telkom University tanggal 30 Agustus 2018. Setelah sekian lama absen, ternyata berasa kangen juga ngeband lagi. Saya, bu Irni, pak Brady, pak Yudi, dan pak Asep mulai berlatih untuk acara tersebut. Berhubungan kesibukan masing masing personil yang lumayan, maka mencari jadwal latihan yang cocok merupakan tantangan sendiri. Tapi akhirnya toh berhasil juga latihan beberapa kali dan akhirnya tambil. Menurut saya sih penampilan Bandos sangat bagus, malah rasanya lebih bagus dari pada saat latihan.

Karena tema acara adalah perpisahan, maka lagu yang kami bawakan adalah lagu lagu nostalgia yaitu Andaikan Kau Tahu (Koes Plus) dan Jogjakarta (Kla Project). Berikut video dan fotonya dengan menggunakan kamera hape :

https://www.instagram.com/p/BnKb9SfjE1d/

https://www.instagram.com/p/BnNdWERjD9o/

Kebawa Demam Lari tapi Susah Naik Kelas

sudah sekitar sebulan terakhir saya lagi keranjingan lari. hobi yang sangat telat, kenapa ga dari dulu dulu, padahal yang ngajakin banyak banget. terus terang dulu saya baru lari 100 meter nafas udah abis, bahkan sering diketawain istri yang larinya lebih lambat tapi tahan jarak jauh, sedangkan saya sering “gaspol” di awal lari tapi cepet abis bensin duluan

lihat temen temen bisa lari 1km tanpa henti, saya terkagum kagum. bahkan ada yang dulunya persis kaya saya, tapi sekarang bisa lari 5km (5K) tanpa henti. akhirnya saya coba dengan kecepatan yang lebih lambat, dan ternyata bisa juga 1km, 2km, dan sampai 5km tanpa henti. prosesnya tentu ga langsung, perlu beberapa kali lari sampai akhirnya bisa 5K tanpa henti.

kebetulan saya beli gelang murah (mi band) untuk monitor langkah perhari dan heartrate. jadi kalo ada hari dimana saya ga memenuhi target 8000 langkah, rasanya kok jadi ga enak, sehingga mau ga mau dipaksakan lari buat memenuhi target. sekarang target saya tiap 2 hari sekali harus lari 5K. so far, target ini bisa terpenuhi.

jarak terjauh yang bisa saya capai nonstop adalah 7K. pace selalu di sekitar 8 menit an per km, ada satu dua kali bisa mencapai pace 7 koma sekian menit pada kondisi luar biasa. saya perhatiin kecepatan dan kenyamanan lari berbanding lurus dengan kesiapan tubuh. saat badan kurang siap, maka lari jadi berat. kurang siap biasanya terjadi kalo lari sore hari pulang kantor, dimana badan belum sempat istirahat atau minum yang cukup. kalo larinya pagi sebelum berangkat kantor biasanya lari berasa nyaman, dan seringnya saya bisa merasakan meditasi dari lari yang nyaman.

sekarang targetnya mau naik kelas, yaitu meningkatkan pace atau menambah jarak menjadi 10K, doakan semoga bisa tercapai dengan nyaman (bukan tercapai dengan maksa)

kalau sudah naik kelas nanti saya tulis entry blog lagi ..

Cerita Touring Terjauh (dalam sehari)

Tanggal 5 desember 2015, saya bersama sekitar 80an anggota bandung nmax community (BNC) mengikuti touring bersama ke pantai Cipatujah di Tasikmalaya selatan. Sebenarnya acara ini berlangsung tanggal 5-6 desember, tetapi karena teman teman satu rombongan yang barengan berangkat dari kota baru parahnyangan pengen langsung pulang karena besoknya tanggal 6 ada acara, maka saya tanggal 5 tersebut riding Bandung – Cipatujah – Bandung pulang-pergi. Padahal kalo nginep bisa lebih nyantai ridingnya, tapi gak apa apa buat pengalaman sekali kali. Total jarak Bandung – Cipatujah – Bandung di odometer motor saya adalah 422 km. 

Tempat kumpul acara ini ada didepan Telkom University di jalan terusan buah batu. Sekitar 80 an motor berkumpul disana untuk berangkat bersama sama, sementara karena saya posisi sangat jauh dari lokasi kumpul untuk pemberangkatan, maka saya lewat jalan pintas dengan rencana bertemu rombongan utama di daerah Pangalengan.

Rute Touringnya ada di peta dibawah ini. 

Cipatujah

 

Rutenya sebenarnya dimulai dari titik A (rumah) sampai kembali ke rumah lagi, tapi karena google maps cuman bisa 10 rute (ini harus diprotes ah), maka saya cuman bisa bikin sampai titik I di daerah sekitar cileunyi. Dari titik I kembali ke titik A saya lewat jalan Soekarno-hatta menuju Cimahi dan akhirnya sampai di rumah di Padalarang.

Kami berangkat dari titik A sebanyak 4 motor pada pukul 6 pagi , kemudian menuju titik C (Stadion Jalak Harupat) Soreang melewati jalan raya Batujajar dan Cipatik. Sesampai di Jalak Harupat ada 2 rekan lagi yang bergabung, sehingga rombongan kami menjadi 6 orang. Pada saat di Jalak harupat ada kabar duka datang yaitu anak dari salah satu anggota BNC meninggal dunia pagi itu karena sakit. Beberapa rekan langsung berangkat untuk melayat di rumah duka di daerah cimahi, sehingga rombongan utama dari Telkom University yang seharusnya berangkat jam 7 jadi tertunda berangkat jam 9.30.

Sambil sarapan dan nongkrong dulu kami menunggu di rombongan utama di pangalengan, rombongan kami sekarang terdiri dari 9 motor, karena ada 3 motor lagi yang bergabung dari Banjaran. Kelamaan menunggu akhirnya kami pelan pelan berangkat menuju arah pantai Rancabuaya (titik E) dengan harapan nanti bertemu rombongan utama di jalan. Perjalanan rombongan kecil saya ini sempat diwarnai musibah dua motor anggota tabrakan dan jatuh, mereka adalah anggota newbie, belum pernah touring dan belum terlalu menguasai motornya. Untungnya mereka tidak mengalami luka serius dan motor cuman lecet lecet saja, sehingga kami bisa meneruskan perjalanan. 

Sambil menuju pantai Rancabuaya (titik E) kami sempat menemukan air terjun di daerah Cisewu dan beberapa rekan langsung terjun berenang di sungai tersebut. Sudah berenang dan sudah kenyang makan, tapi rombongan utama belum juga kelihatan datang.  Akhirnya menjelang pukul 12 siang, beberapa motor tercepat dari rombongan utama sudah mencapai lokasi kami, dan mereka bilang bahwa rombongan utama masih jauh tertinggal. Bisa dibayangkan 80 motor berjalan bersamaan, dengan berbagai skill mengendarai motor, belum lagi faktor solo rider atau boncengan, sehingga rombongan banyak terpecah menjadi banyak kelompok kecil. Pengalaman BNC riding ke Pangandaran  yang mencapai 100 motor lebih dibagi menjadi beberapa kelompok kecil dengan masing masing road captain dan sweeper. Berbeda dengan jalur Pangandaran yang melewati jalan utama dan banyak kendaraan besar (truk dan bis), di jalur ke cipatujah ini kami melalui jalan kecil dan jarang dilalui kendaraan, jadi rombongan terpecah pecah pun tidak masalah.

Kami sholat dhuhur di mesjid di pinggir pantai sesudai melewati Rancabuaya, saking panjangnya rombongan, dari saat saya mulai sholat sampai selesai sholat, masih banyak motor motor BNC yang lewat dan terbagi dalam beberapa kelompok kelompok kecil. Sesudah sholat dan makan siang, perjalanan dilanjutkan menuju Cipatujah (titik F) sekitar pukul 14:30.

Ada musibah terjadi pada saat menjelang tujuan akhir yaitu sekitar 15 km sebelum pantai Cipatujah. Salah satu motor dikendarai terlalu cepat dan tidak bisa menghindar ketika ada motor dari penduduk setempat yang berputar arah. Motor penabrak lumayan hancur kondisinya, tapi pengendaranya tidak apa apa, sementara yang ditabrak terlempar ke pinggir jalan dan pingsan. Kami takut kalau hal fatal sampai terjadi, untungnya didalam rombongan kami ada 3 dokter yang ikut touring. Mereka langsung membawa korban ke puskesmas terdekat. Dan menunggu sekitar satu jam akhirnya korban siuman. Sementara urusan detail ganti rugi dan lain sebagainya saya sudah tidak mengikuti.

Menjelang maghrib rombongan kamipun sampai di pantai Cipatujah, beberapa langsung check in ke losmen dan resort yang ada. Sementara rombongan kecil kami nongkrong dan foto foto saja di pinggir pantai sambil menunggu waktu makan malam. Setelah makan malam, pukul 7.30  rombongan kecil kami yang terdiri dari 8 motor berangkat kembali ke bandung melalui jalur kota Tasikmalaya dan Garut (titik G dan H). Jalur sepanjang Cipatujah (titik F) ke kota Tasik (titik G) jalannya berkelok kelok dan kondisi cukup gelap. Penerangan lampu utama motor Nmax sangat kurang untuk melewati daerah hutan yang gelap gulita.

Karena ada salah satu motor di rombongan kami yang tidak bisa jalan cepat (jalan tidak lebih dari 40kpj), maka kamipun terpaksa menunggu beberapa kali di beberapa pemberhantian. Akhirnya perjalanan tersebut diakhiri sampai di rumah pukul 1.30 pagi. Jadi perjalanan total dari jam 6 pagi sampai jam 1.30 pagi hari berikutnya. Perjalanan terpanjang dan terlama. Lama karena banyak nunggunya sih, bukan banyak naik motornya. Saking lamanya jadi ga banyak foto atau video yang diambil di perjalanan kali ini … well, ini pengalaman baru buat saya.

 

KecilYDXJ1408

rombongan kecil di pangalengan menuju rancabuaya

KecilYDXJ1411

Air terjun cisewu

KecilYDXJ1414

 Air terjun cisewu

KecilYDXJ1432

istirahat makan siang bersama rombongan utama

KecilDSC08705

pantai cipatujah

KecilDSC08707

pantai cipatujah

KecilDSC08669

menunggu rombongan utama di cisewu

KecilDSC08656

jalur pangalengan – rancabuaya

KecilDSC08726

cipatujah – unspoiled nature

citizen journalism

pagi tadi saya baru berpartisipasi di seminar yang diadakan UKM photography imtelkom ‘capture’ @captureimtelkom yang mengangkat tema “Citizen Journalism”. acara ini cukup menarik dan dihadiri banyak peserta mahasiswa imtelkom dan yayasan pendidikan telkom lainnya, padahal acara ga gratis lho. nara sumber acara ini adalah kang dudi sugandi, redaktur harian ‘Pikiran Rakyat’, dan saya sendiri menjadi […]

lensa manual CZ (Carl Zeiss Distagon 35/2 Canon Mount) — for sale

foto dari website bhinnekaPosting kali ini adalah tentang lensa, terus terang sudah lama sekali saya tidak menulis hal teknis tentang fotografi, terakhir saya mempersiapkan materi fotografi untuk mahasiswa jurusan film dan fotografi, adalah sebulan yang lalu dan itupun presentasi powerpoint tentang bisnis fotografi. Ok, saya mulai aja, pada dasarnya saya mengenal fotografi sejak awal menggunakan lensa manual, dan menurut saya lensa manual itu “joy to use” .

Setelah memasuki era digital/DSLR sepuluh tahun yang lalu, saya tidak pernah menikmati manual focus mode dari lensa lensa yang ada di pasaran, beberapa penyebabnya adalah : 1. sensor kecil sehingga viewfinder kecil, sehingga kurang nyaman digunakan untuk manual focusing 2. ring manual focusing yang kurang nyaman digunakan, baik karena bahan (karet), putaran yang tidak lembut dan ring terlalu kecil.

Sejak tahun 2007, saya mulai menggunakan Full Frame DSLR , sejak saat itu saya merasa kembali ke masa masa awal saya memakai kamera, Full Frame itu adalah “joy to use” dan saya jelas tidak mau kembali lagi menggunakan sensor kecil, apalagi pada saat itu, fotografi adalah lahan saya mencari uang, sehingga detail hasil yang sempurna, dan kamera yang nyaman digunakan merupakan faktor terpenting. Selama itu saya belum juga menemukan lensa manual focus yang memuaskan, baru pada tahun 2010 saya mendapatkan lensa Carl Zeiss Distagon 35mm f2 Canon MountCarl Zeiss adalah jaminan kualitas untuk lensa lensa tingkat atas (premium) sejak sebelum era digital.

Lensa ini sangat luar biasa (menurut saya), saya jarang sekali memberikan pujian bagus ke suatu lensa. Foto yang dihasilkan begitu hidup, mempunyai efek “3D”, bokeh yang khas (walaupun cuman f2), dan warna yang enak dilihat. Dan yang terpenting lensa ini tidak pernah memberikan masalah terhadap kamera canon saya, baik masalah metering ataupun misfocus.

Setelah memakai lensa ini selama setahun,  kesulitan saya mulai timbul, saya baru menyadari kalau sudah tidak lagi terlatih menggunakan lensa manual focus, padahal salah satu hobi saya adalah street photography yang membutuhkan kecepatan tangan untuk mencet tombol shutter dan memainkan fokus dalam mengantisipasi moment. Saya beberapa kali memakai lensa ini di Car Free Day Dago, hampir 50% foto saya gagal karena memakai diaragma paling lebar (f2), memang kita bisa antisipasi hal ini dengan memakai diagragma kecil (f5.6-f8) untuk amannya, tapi memang karena foto sekedar “hobi” saya tidak suka maen aman :D. Saya memutuskan untuk menjual lensa ini dan ganti dengan lensa auto focusing seperti Canon 35/1.4 atau Canon 50/1.2 untuk street photography

beberapa contoh foto foto saya yang menggunakan lensa CZ :

portrait blue tint
prewed
street photography (converting b&w)
street photography (converting b&w)

kalau berminat sms/call 08562070375 atau twitter @andrybrew. kondisi pemakaian wajar, box dan kelengkapan lainnya lengkap. soal harga yang wajar aja, harga barunya bisa dilihat disini bhinneka